Tampilkan postingan dengan label semester 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label semester 2. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Mei 2014

kesenjangan sosial miskin dan kaya


Nama kelompok:

Ade Satrio
Annisa Nurwidiati
Synthia Juliayati
Wahyu Gunawan


Kesenjangan sosial di masyarakat adalah salah satu masalah yang besar bagi pemerintah. Sedangkan arti dari kesenjangan sosial itu sendiri adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia dan masyarakat di dunia yang disebabkan oleh perbedaan dalam hal kualitas hidup yang sangat mencolok. Biasanya penyebab kesenjangan sosial itu karena adanya perbedaan strata atau kedudukan. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedaan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”. Ini disebabkan karena banyak orang di golongan kaya tidak mempedulikan lingkungan sekitar seperti masyarakat miskin untuk dibantu. Seharusnya masalah seperti ini bisa di atasi oleh pemerintah dengan menjadi perantara antara miskin dan kaya agar mereka bisa berinteraksi dan berbagi tidak hanya secara materi namun juga ilmu agar golongan miskin bisa memperbaiki kualitas hidupnya.

          Langkah awal sebagai pemerintah yang harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sosial adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia agar masyarakat miskin tersebut bisa memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik di masa yang akan dating.
2. Pemerintah harus menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan. Karena walaupun kualitas sumber daya sudah di tingkatkan tetapi tidak adanya lapangan pekerjaan akan menimbulkan masalah baru yaitu meningkatkan angka pengangguran. Jika pemerintah kurang memperhatikan masalah ini maka kesenjangan sosial makin tajam terlihat.
3. Pemerintah juga harus memeratakan pembangunan sebab jika tidak ada infrastruktur yang mendukung terciptanya lapangan pekerjaan, maka yang akan terjadi lapangan pekerjaan itu tidak aka nada. Jadi terciptanya lapangan pekerjaan harus di imbangi dengan ifrastruktur yang mendukung.

          Dengan adanya kesenjangan sosial di Indonesia, pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini. Pembukaan UUD 45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa,harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi tanggung jawab mereka,tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing,uang dan biaya yang seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri.

Jumat, 16 Mei 2014

komentar tentang softskill



Komentar tentang softskill
Menurut saya dengan ada mata kuliah yang bermuatan softskill ini sangatlah bagus dikarenakan kita dituntut untuk kreatif di mata kuliah ini sehingga bekal untuk kita juga di dunia kerja nantinya.

artikel pertumbuhan ekonomi



Artikel pertumbuhan ekonomi
Tahukah anda apa yang membedakan antara pertumbuhan dan pembangunan, yang dapat dilihat dari segi pencapaian target dan proses. Kalau pertumbuhan lebih mengarah ke segi pencapaian dan pembangunan lebih mengarah pada segi proses.
Pengertian perkembangan menurut schumpeter adalah suatu perubahan spontan dan senantiasa terputus dalam keadaan stasioner yang akan mengganti dan mengubah suatu keadaan keseimbangan sebelumnya.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah suatu perubahan yang bersifat jangka panjang namun secara perlahan-lahan serta mengalami kejadian melalui sebuah kenaikan tabungan dan juga pertambahan penduduk.

Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh 2 faktor :
-         Faktor ekonomi seperti sumber daya alam, modal, perusahaan, dan kemajuan teknologi.

> Untuk sumber daya alam mencakup kesuburan tanah,letak dan susunannya.
> Untuk modal mencakup bentuk persediaan faktor produksi bersifat fisik.
> Untuk perusahaan mencakup faktor produksi dalam kegiatan ekonomi.
> Untuk kemajuan teknologi mencakup produktivitas buruh,modal dan faktor produksi lainnya.

-         Faktor non ekonomi seperti sosial budaya, sumber daya manusia, politik, dan administratif.
> Untuk sosial budaya mencakup menumbuhkan dan menanamkan semangat yang tinggi.
> Untuk sumber daya alam mencakup produktivitas dan efesiensi oleh para ekonom.
> Untuk politik dan administratif mencakup kestabilan menuju tahap politik dan administrasi yang begitu kuat dapat membantu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang modern.

Refrensi : ismi-ismi.com

Selasa, 01 April 2014


Pendapat saya tentang perekonomian indonesia


Pendapat saya mengenai perekonomian indonesia yaitu
1. pada masa order baru
2. pada masa order lama

Pada masa order lama
menurut saya itu sangatlah buruk dikarenakan banyak Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk pembangunan dan pertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi Irian Barat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasa teman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga diperparah dengan terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara komunis.

Pada masa order baru
menurut saya pada masa ini sebagai titik balik  betapa hancurnya perekonomian indonesia di masa order lama. Sehingga pada masa ini pemerintah berusaha keras untuk dapat menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikan inflasi di harapkan dapat berpengaruh berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Dengan adanya jaminan itu indonesia dapat membentuk REPELITA yang dapat menstabilkan perekonomian indonesia.

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU

Perekonomian Indonesia masa orde lama (1945-1966)

Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah perubahan struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk memajukan industri kecil untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkan mengurangi tingkat ketergantungan luar negri.
 Sistem moneter tentang perbankan khususnya bank sentral masih berjalan seperti wajarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hak ekslusif untuk mencetak uang dan memegang tanggung jawab perbankan untuk memelihara stabilitas nasional. Bank Indonesia mampu menjaga tingkat kebebasan dari pengambilan keputusan politik.
 Masa orde lama dimulai dari tanggal 17 Agustus 1945 saat Indonesia merdeka. Pada saat itu,keadaan ekonomi Indonesia mengalami stagflasi (artinya stagnasi produksi atau kegiatan produksi terhenti pada tingkat inflasi yang tinggi). Indonesia pernah mengalami sistem politik yang demokratis yakni pada periode 1949 sampai 1956. Pada tahun tersebut, terjadi konflik  politik yang berkepanjangan dimana rata-rata umur kabinet hanya dua tahun sehingga pemerintah yang berkuasa tidak fokus memikirkan masalah-masalah sosial dan ekonomi yangterjadi pada saat itu. Selama periode 1950an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan jaman kolonial, struktur ini disebut dual society dimana struktur dualisme menerapkan diskriminasi dalam setiap kebijakannya baik yang langsung maupun tidak langsung.Keadaan ekonomi Indonesia menjadi bertambah buruk dibandingkan pada masa penjajahanBelanda.
 Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek besar. Hal ini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun (1961). Kebijakan ini berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek kecil untuk mendukung proyek besar tersebut. Rencana ini mencakup sektor-sektor penting dan menggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena beberapa sebab seperti adanya kekurangan devisa untuk menyuplai modal serta kurangnya tenaga ahli.
 Perekonomian Indonesia pada masa ini mengalami penurunan atau memburuk. Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk pembangunan dan pertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi Irian Barat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasa teman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga diperparah dengan terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara komunis.

 Perekonomian Indonesia masa orde baru (1966-1998)

 Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran singkat betapa hancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi oleh masa orde baru atau juga bisa dikatakan sebagi titik balik.
 Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:
 A.    REPELITA I (1967-1974)
 mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

B.     REPALITA II (1974-1979)
 Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

C.     REPALITA III (1979-1984)
 Prioritas tetaap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.

D.     REPALITA IV (1984-1989)
 Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
 Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut REPELITA adalah mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti pertumbuhan industri bertahap.

Kelebihan Pada Masa Orde Baru:
 perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
 sukses transmigrasi.
 sukses KB.
 sukses memerangi buta huruf.
 sukses swasembada pangan.
 pengangguran minimum.
 sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun).
 sukses Gerakan Wajib Belajar.
 sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh.
 sukses keamanan dalam negeri.
 Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia.
 sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Kekurangan Orde Baru 
- semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme. 
- pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan      daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat. 
- munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh    dan Papua. 
- kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah   yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya. 
- bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin).
  kritik dibungkam dan oposisi diharamkan. 
- kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel. 
- penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program “Penembakan    Misterius” (petrus). 
-tidak ada rencana suksesi.

SUMBER : http://hafizasmenta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-pada-masa-orde.html?m=1